Hikmah Penciptaan Setan

Mungkin sebagian orang bertanya: “Penciptaan setan yang tak lain adalah suatu keburukan dan merupakan ancaman yang menakutkan bagi orang-orang beriman. Oleh adanya setan, banyak terjadinya kekufuran dan menyebabkan manusia masuk ke neraka. Lalu bagaimana Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang dan Maha Indah menciptakan dan mengizinkan makhluk yang menimbulkan keburukan tiada akhir dan musibah besar ini?”

Untuk pertanyaan tersebut, penulis menemukan jawabannya di dalam Kitab Al-Lamaat yang merupakan Cahaya Ketigabelas dari koleksi Risalah Nur “Al-Lama’at”. Nah, untuk memperoleh jawabannya penulis akan menjelaskan dalam bentuk cerita berikut:

Tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia. Sesungguhnya dibalik kejahatan-kejahatan yang tersembunyi dalam diri setan terdapat maksud terbaik yang dapat meningkatkan derajat dan kualitas menuju kesempurnaan. Ya seperti adanya banyak fase pada tumbuhan yang dimulai dari biji hingga menjadi pohon. Proses menuju kesempurnaan tersebut harus dilalui dengan mujahadah atau perjuangan yang sungguh-sungguh. Mujahadah akan muncul jika adanya setan yang memberikan ancaman kepada manusia. Tanpa mujahadah ini, derajat manusia akan menjadi biasa layaknya malaikat. Pada konteks ini tidak akan muncul manusia-manusia pilihan.

Meskipun kebanyakan manusia terjerumus dalam kesesatan, namun derajat dan tingkat “penting” pada diri manusia bergantung pada kualitas tanpa memandang kuantitas. Hal ini bisa dicontohkan terhadap seorang pertani yang memiliki 1010 benih lalu ditanam. Lalu yang tumbuh hanyalah 10 dan 1000-nya lagi rusak. Namun, manfaat yang ditimbulkan dari 10 benih ini akan menutupi kerugian 1000 benih yang rusak.

Begitulah halnya yang terjadi pada manusia. Dimana, 10 “manusia sempurna” akan menjadi penerang dan penuntun jalan bagi manusia lain untuk menuju ketinggian dan kesuksesan. Tanpa adanya mujahadah yang disebabkan oleh adanya setan, maka manusia akan menjadi sama dan tidak akan melahirkan manusia yang memiliki tingkat iman yang sempurna.

Oleh : Penulis (Solihan)